Wednesday, 16 November 2011

Jakarta Langganan Banjir


Sudah bukan rahasia umum lagi jika Jakarta jadi langganan banjir dari tahun ke tahun. Entah asalnya dari Jakarta sendiri ataupun yang paling umum ya, dari air buangan dari daerah sekitarnya yang mampir lewat Jakarta. Hampir setiap tahun warga ibukota disibukkan oleh banjir yang masuk ke daerah-daerah tempat tinggal dan kantor-kantor mereka. Padahal akibat banjir tersebut, banyak kerugian-kerugian yang mau tidak mau alias terpaksa yang harus diterima mereka.

Memang, banjir yang jadi langganan Jakarta tiap tahunnya bukan sepenuhnya kesalahan warga ibukota itu sendiri. Penyebab banjir sebenarnya sudah ada dalam tubuh Jakarta itu sendiri sejak dulu. Jika kita amati, posisi Jakarta memang lebih rendah dari daerah-daerah sekitarnya. Hal tersebut sebagai akibat dari permukaan tanah yang turun secara terus menerus karena aktivitas manusia, yaitu pengambilan air tanah yang berlebihan, yang kemudian diperparah oleh pembangunan-pembangunan gedung bertingkat di atasnya. Alhasil, tanah pun tak kuasa menahan beban di atasnya sehingga tanahnya turun ke bawah. Para ahli Geologi memberi julukan “Land Subsidence” untuk peristiwa ini.

Selain penurunan tanah, yang notabene memang kejadian alamiah, banjir Jakarta juga disebabkan oleh kesalahan pola aktivitas warga ibukota atau singkatnya kesalahan manusianya itu sendiri. Lho, kok bisa?

Sekarang, mari kita lihat lingkungan Jakarta. Dari ujung ke ujung yang terlihat adalah sampah. Ya, sampah-sampah berserakan di sepanjang jalan. Entah di darat bahkan di sunga-sungai ibukota, yang baunya, ya ampun… sangat memualkan. Sangat memprihatinkan memang. Seolah-olah mereka berlomba-lomba menghiasi keindahan sudut Jakarta. Padahal, banyak bahaya yang bersembunyi dari tumpukan sampah yang menjulang ke angkasa tersebut seperti bau yang semerbak, pencemaran lingkungan, dan jika memang disengaja dibuang ke sungai maka sungai tersebut akan mengalir tidak lancar. Jika sungai sudah tidak mengalir lancar seperti biasanya akibat sumbatan sampah, maka bisa dibayangkan apa yang terjadi jika musim hujan dan air kiriman dari daerah-daerah sekitarnya datang berbondong-bondong. Padahal, ada sekitar tiga belas sungai yang melintasi di ibukota Jakarta. Akibatnya, tentu saja sangat fatal. Bayangan menjadi kenyataan menyedihkan.

Walaupun dam-dam air dan kanal-kanal pencegah banjir telah dibangun, tetap saja kurang mampu untuk meminimalisir banjir yang setiap tahunnya menghantui ibukota. Perlu tindakan yang nyata dan menyeluruh oleh komponen-komponen warga ibukota. Warga ibukota tidak bisa menyalahkan pemerintah saja yang dianggap tidak becus menangani maslah banjir. Pemerintah sudah berupaya maksimal untuk menyelesaikannya. Dari tindakan warga sendirilah yang mampu meminimalisir datangnya banjir dan kerugian-kerugian yang ikut dibelakangnya.

Akankah ini berhasil? Tentu bisa jika ada niat tulus dari warga ibukota sendiri untuk merubahnya. Sangat diperlukan kerjasama dan kepedulian dari mereka sendiri untuk dapat menghindar dari banjir langganan yang mendera mereka tiap tahunnya. Tentu mereka tidak mau mengalaminya tiap tahun bukan?

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Jember City, East Java, Indonesia
Hai Semuanya... Welcome ! di sini kalian bisa nyari bahan bwt Pelajaran... Moga2 Puas...

Friends 4ever